Negara terbesar di Eropa, Rusia, dari awal memang tidak terlalu bersahabat dengan hal-hal yang berbau 'Amerika', termasuk di sektor teknologi. Hal ini diperparah dengan isu terkait tindakan ilegal agensi Amerika, NSA. Alhasil, kini Rusia meminta korban perusahaan-perusahaan teknologi dari Negeri Paman Sam.
Beberapa hari yang lalu, Kremlin sebagai pusat pemerintahan Rusia mengeluarkan kebijakan mengejutkan yang menyangkut keberlangsungan perangkat keras buatan dua perusahaan hardware besar asal Amerika, Intel dan AMD.
Rusia dikabarkan tak lama lagi bakal menghentikan penggunaan prosesor milik kedua perusahaan tersebut dan menggantinya dengan prosesor buatan negeri sendiri. Peralihan penggunaan prosesor Intel dan AMD nampaknya akan dimulai dari komputer-komputer milik pemerintah.
Kremlin lewat menteri perdagangannya telah menunjuk prosesor lokal, Baikal, sebagai pengganti prosesor Intel dan AMD. Baikal sendiri merupakan sebuah prosesor berbasis ARM Cortex-A57 yang akan dikembangkan oleh perusahaan superkomputer T-Platform dengan bantuan dari dua perusahaan teknologi milik pemerintah, yakni Rostec dan Rosnano.
Bantuan dari Rostec dan Rosnano diharapkan bisa segera memuluskan penggantian prosesor Intel dan AMD yang sekiranya dimulai tahun depan. Bisa dibayangkan jika hubungan antara Rusia dan Amerika akan sedikit merenggang lagi. Setelah sebelumnya diberitakan jika Rusia menolak permintaan Amerika untuk stasiun luar angkasa Rusia, International Space Station, pada tahun 2020. Penolakan tersebut ditengarai disebabkan oleh kebijakan Amerika yang mendukung sanksi atas Rusia terkait krisis di Ukraina, Ubergizmo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar