Jumat, 01 Februari 2013

Serangkaian Tantangan Cloud Computing


JAKARTA - Meski cloud computing (komputasi awan) kian populer, tapi tetap ada beberapa tantangan. Hal ini terungkap dalam Avoiding the Hidden Cost of Cloud 2013 Survey yang digelar oleh Symantec dan ReRez Research.

Survei it dilakukan pada 3.236 organisasi global di 29 negara, salah satunya Indonesia. Berdasarkan penelitian, walau belum seluruh organisasi Indonesia menerapkan cloud computing, tapi cloud berhasil menyedot perhatian 100 persen organisasi yang disurvei, naik 80 persen dibanding sebelumnya.

"100 persen organisasi dari segmen enterprise di Indonesia telah mulai mendiskusikan dan membuat perencanaan tentang cloud. Mereka antara lain berasal dari industri telekomunikasi dan finance. Organisasi-organisasi itu sedang dalam tahap eksplor," kata Regional Senior Director, Systems Engineering & Alliances, ASR, Symantec, Raymond Goh, dalam media briefing Symantec di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Raymond pun menjabarkan beberapa isu tentang peningkatan biaya di cloud yang disebabkan beberapa hal. “Salah satunya ialah rogue cloud (solusi komputasi awan palsu) yang menyebabkan timbulnya masalah biaya,” sambungnya.

Rogue cloud biasanya terjadi jika sebuah unit bisnis menerapkan cloud tanpa izin perusahaannya atau departemen IT. Hal ini, kata Raymond, selain menimbulkan biaya tambahan juga menyinggung isu keamanan data. "Masalah utama rogue cloud itu adalah keamanan, proteksi data, kehilangan informasi penting. Hal ini terjadi karena perusahaan dan departemen IT tidak mengetahui bagaimana keadaan data di cloud," jelasnya.

Ternyata 92 perusahaan di Indonesia mengalami rouge cloud selama satu tahun terakhir. Walau lebih fleksibel, cloud computing juga bisa memperumit backup dan recovery dengan 78 persen perusahaan Indonesia menggunakan tiga atau lebih solusi mem-backup data fisik, virtual, dan cloud.

Dari seluruh responden, 69 persen enterprise di Indonesia kehilangan data mereka di cloud, sehingga harus melakukan recovery data yang di-backup. Namun, 77 persen responden gagal melakukan recovery data tersebut. Walaupun 68 persen melakukan recovery data dengan cepat, tapi 24 persen menyatakan butuh waktu hingga 3 hari untuk recovery data di cloud.

"Untuk mengatasi backup dan recovery data ini, kita harus kenali dulu sistem cloud dan data kita. Karena biasanya untuk recovery full sistem dari cloud itu lama. Selain itu, mudahnya ketersediaan cloud computing terkadang justru membuat ketidakefisienan," jelas Raymond.

“Namun, berbagai isu cloud tidak membuat pertumbuhan cloud berkurang. Meski ada beberapa isu, tapi tetap ada edukasi dan solusi untuk enterprise yang menerapkan cloud. Semua data di cloud wajib dimonitor,” pungkasnya.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar